Wednesday, October 31, 2007

Manusia dan Alam Semesta

Ketika saya kembali ke judul blog ini - Natural Wisdom - seolah ada satu hal yang masih mengganjal dalam hati, sesuatu yang secara lugas harus saya pertanyakan sendiri: Bagaimana mungkin alam semesta mempunyai kebijaksanaan? Maka saya ingin mensharingkan kerangka pikir di balik proses permenungan dari setiap entry blog ini.

"Natural Wisdom", "kebijaksanaan alam" adalah hasil dari pengolahan akal budi atas pengalaman manusiawi bersama alam sekitar.

Alam semesta (universe) adalah suatu entitas mahaluas (enormous) dan menyimpan misteri yang selalu imanen sekaligus transenden bagi sosok manusia, makhluk berakal budi. Bagaimana persepsi manusia tentang alam ini akan menentukan bagaimana manusia berinteraksi dengannya.
Tetapi saya berpikir, semenjak manusia ada di alam semesta ini, semenjak itulah alam semesta bersifat human! Tentu saja itu sejauh alam semesta ini berada dalam jangkauan akal budi manusia.

Atas dasar pemikiran inilah, manusia mampu menangkap dan menterjemahkan nilai-nilai kehidupan yang dia jumpai (encountering) dalam kesehariannya bersama alam. Dari situlah istilah "kebijaksanaan" muncul dan berkembang. Bahkan kemudian "kebijaksanaan" yang dimengerti oleh manusia itu dalam perkembangannya membimbing manusia kepada sosok pribadi, personifikasi dari "kebijaksanaan tertinggi" - "the ultimate wisdom" yang merangkum (bahkan mengatasi) semua kebijaksanaan yang dikenal akal budi manusia.

Paradigma tentang alam semesta bergeser. Semesta yang semula dimengerti secara terpisah (bahkan infrahuman semata) menjadi semesta yang menginklusikan keberadaan manusia di dalamnya. De facto manusia adalah bagian dari semesta bersama makhluk-makhluk lain. Dalam arti tertentu ada "kesejajaran" antara manusia dengan makhluk-makhluk lain itu. Secara logis kesejajaran ini memungkinkan manusia "berdialog" dengan mereka. Dengan cara itu pula manusia berakal budi ini semakin mengenali dirinya di hadapan dan dalam rengkuhan semesta yang mempribadi.

Dalam paradigma inilah kita mengerti bahwa semesta "memancarkan" kebijaksanaannya yang dalam blog ini diterjemahkan dalam istilah "Natural Wisdom". Manusia bisa bercermin dari pancaran "kebijaksanaan" itu. ***

No comments:

Post a Comment

Recent Comments